Muara Sungailiat Terkepung Tambang Ilegal, Bos Lapangan Ngaku Kebal Razia


Sungailiat – Aktivitas tambang timah ilegal di kawasan Muara Jalan Baru Sungailiat, Kabupaten Bangka, berlangsung terang-terangan tanpa hambatan. Pantauan langsung jurnalis di lapangan menemukan puluhan ponton isap beroperasi di bibir muara, yang ironisnya berada di wilayah konservasi bakau. Jum'at (3/10/2025).


Kondisi ini seolah menantang ketegasan Presiden yang berulang kali menyerukan penertiban tambang ilegal.

Mirisnya, aparat penegak hukum setempat justru dinilai masyarakat seperti menutup mata. Aktivitas yang jelas-jelas mengancam ekosistem laut dan pesisir, dibiarkan berjalan bebas.

Seorang koordinator tambang ilegal di lokasi, Yono, secara gamblang mengakui bahwa dirinya menjadi penghubung antara para penambang dan kolektor timah di Pangkalpinang.

> “Saya jual timah ke Pangkalpinang pak, ke RK. Harga jualnya Rp130 ribu per kilogram. Dia yang datang ambil ke sini,” ungkap Yono blak-blakan kepada awak media.

Yono, pria asal Buton yang sudah lama menggeluti pertimahan ilegal ini, mengaku bukan bos tambang. 


Namun, ia didaulat oleh para penambang di lokasi sebagai penanggung jawab jika ada aparat, LSM, atau media yang datang meninjau.

> “Bukan begitu bang, cuma saya memang main timah ini sudah lama. Hasilnya kecil-kecilan saja, per ponton bisa lah ngasil 20 sampai 30 kilogram sekali operasi dari jam 10 pagi sampai jam 4 sore,” bebernya.

Padahal, bila dihitung dengan jumlah ponton mencapai seratus unit, produksi bisa menembus 2 ton timah per hari. 


Dengan harga kolektor yang kini mencapai Rp200 ribu per kilogram, potensi keuntungan dari aktivitas ilegal ini terbilang fantastis.

Keterangan Yono yang terkesan kebal hukum ini menimbulkan tanda tanya besar. Mengapa aparat seakan membiarkan aktivitas yang mengundang bencana ekologis seperti banjir bandang dan kerusakan ekosistem mangrove tersebut?

Kasatpol PP Kabupaten Bangka, Toni Mirza, ketika dikonfirmasi Kamis malam, mengakui lokasi tambang ilegal itu memang berada di kawasan konservasi bakau.

> “Iya benar, (kawasan muara yang digarap penambang merupakan kawasan konservasi bakau), dan segera kami tindaklanjuti,” kata Toni.

Toni menambahkan, pihaknya berterima kasih atas informasi yang diberikan media. Ia berjanji akan melakukan koordinasi lintas instansi sebelum mengambil tindakan tegas.

> “Kalau dari kami, kami selidiki dulu, koordinasi dengan instansi lain, terakhir baru diambil tindakan tegas,” ujarnya.

Meski demikian, yang semestinya menjadi atensi serius aparat penegak hukum adalah aktor-aktor intelektual di balik tambang ilegal ini. 


Sosok seperti Yono, yang sudah terbiasa dengan pola razia aparat, diduga menjadi pengendali di lapangan dengan dalih tambang milik warga.

> “Kalau yang di pantai itu yang berdekatan dengan kapal isap memang penambangnya keluarga saya semua, tapi kalau yang di muara ada juga warga dekat rumah saya,” ungkap Yono.

Upaya konfirmasi lebih lanjut kepada aparat penegak hukum lintas sektoral masih belum mendapatkan respon maksimal. 


Jejaring media Babel  berkomitmen akan terus mengupayakan klarifikasi agar pemberitaan tetap berimbang, sekaligus memastikan janji penertiban benar-benar terealisasi. (Sumber KBO Babel)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak

close
Selamat Datang di Media Nasional KrimsusTv Media Nasional website www.krimsustv.online