Pangkalpinang – Suasana di depan kantor pusat PT Timah Tbk di Pangkalpinang, Bangka Belitung, memanas pada Senin pagi, 6 Oktober 2025, ketika ribuan massa dari berbagai penjuru kabupaten di Provinsi Bangka Belitung memadati area tersebut. Aksi demonstrasi besar-besaran ini diinisiasi oleh gabungan aliansi dan organisasi masyarakat yang menamakan diri "Penambang Rakyat Babel," yang mayoritas anggotanya adalah penambang timah skala kecil dan menengah.
Lautan manusia dengan spanduk dan poster yang menyuarakan aspirasi mereka membentang di sepanjang jalan menuju kantor BUMN pertambangan tersebut. Mereka datang dengan satu tujuan utama: mendesak pemerintah dan PT Timah untuk segera melegalisasi pertambangan rakyat di Bangka Belitung, serta menuntut adanya kebijakan yang lebih adil terkait harga timah di pasaran.
Para penambang merasa terhimpit oleh regulasi yang belum berpihak dan fluktuasi harga yang tidak stabil, yang secara langsung berdampak pada kesejahteraan ribuan keluarga di wilayah tersebut. Selain dua tuntutan pokok tersebut, massa juga menyuarakan berbagai isu lain terkait tata kelola pertambangan yang lebih transparan dan berkeadilan bagi masyarakat lokal.
Koordinator lapangan aksi, dalam orasinya yang berapi-api, menyatakan bahwa legalisasi pertambangan rakyat bukan hanya soal izin usaha, melainkan juga tentang pengakuan hak-hak tradisional masyarakat yang telah lama menggantungkan hidup dari sektor ini.
Mereka berharap legalisasi dapat membawa kepastian hukum, perlindungan lingkungan yang lebih terarah, serta akses yang lebih baik terhadap teknologi dan pasar. Sementara itu, tuntutan mengenai harga timah mencerminkan kekecewaan terhadap sistem penetapan harga yang dianggap merugikan penambang kecil, yang seringkali tidak memiliki daya tawar di hadapan para pembeli besar.
Meskipun melibatkan ribuan massa dan berlangsung dengan semangat yang membara, aksi demonstrasi ini terpantau berjalan dengan sangat kondusif dan tertib. Aparat keamanan dari kepolisian dan TNI terlihat berjaga-jaga di beberapa titik strategis, namun tidak ada insiden yang mengarah pada tindakan anarkis atau kericuhan.
Para orator secara bergantian menyampaikan orasi, diselingi yel-yel dan nyanyian perjuangan, menunjukkan komitmen mereka untuk menyuarakan aspirasi secara damai. Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan mengenai aksi kekerasan atau perusakan fasilitas publik, menandakan kedewasaan massa dalam menyampaikan tuntutan mereka.
Pihak PT Timah sendiri belum memberikan pernyataan resmi terkait aksi ini, namun diharapkan ada dialog konstruktif antara perwakilan massa dan manajemen perusahaan dalam waktu dekat.( Reporter Krimsus tv)
Tags
Berita